ISBN: | 9786020935171 |
---|---|
Ukuran: | 13 x 19 cm – (201 gram) |
Halaman: | 202 |
Penulis: | M. SYAIFUL BAKHRI |
Penerbit: | ERLANGGA |
Tahun: | 2015 |
MAHAGURU PESANTREN : SYAICHONA CHOLIL BANGKALAN
Rp 138.000 Rp 124.000
MAHAGURU PESANTREN : SYAICHONA CHOLIL BANGKALAN
KH. Cholil Bangkalan adalah ulama besar yang sukses mencetak banyak ulama besar di Indonesia. Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Wahab Hasbullah adalah dua orang pendiri Nahdlatul Ulama organisasi Islam terbesar di dunia yang pernah nyantri kepada Syaichona Cholil Bangkalan. Tidak hanya sukses mencetak para ulama besar, semangat, ketekunanan, kemandirian, ke-tawadhu’an, kesabaran, kekhidmatan, kecerdasan, dan kreativitasnya sangat patut dijadikan contoh bagi para pendidik dan generasi muda Indonesia. Bangkalan 1820, serupa dengan kota-kota lain di Madura—seperti Pamekasan, Sampang, dan Sumenep— kota Bangkalan berada di bawah kontrol Belanda yang dipimpin oleh Gubernur Jenderal Van Der Capellen. Setiap harinya, bala tentara Belanda hilir-mudik di jalan-jalan mengawasi setiap aktivitas penduduk termasuk aktivitas perdagangan antar pedagang Madura dan Pasuruan yang datang melalui pelabuhan di Surabaya. Rakyat tunduk di bawah kontrol penjajah dan tak bisa berbuat banyak, bahkan Sultan Bangkalan II (1815–1847), penguasa lokal Bangkalan pada masa itu tak lebih hanya sebagai ‘pegawai’ raja negeri Belanda. (LPM Universitas Negeri Malang, 2007: 146).
Sampai tahun 1820-an, belum terdengar nama ulama besar dari Madura yang mampu menerangi batin penduduk pulau garam tersebut sehingga banyak masyarakat Madura yang mengirim anak-anak mereka ke pondok pesantren di tanah Jawa dengan harapan sepulang nanti dapat mengajarkan ilmu agama kepada masyarakat Madura. Buku Mahaguru Pesantren ini memotret gambar panjang sosok KH. Cholil yang teguh menuntut ilmu dari pesantren ke pesantren sampai akhirnya berburu ilmu ke kota suci Mekkah. Simak pula bagaimana ia menjalani hidupnya sebagai petugas jaga malam di kantor pejabat Adipati Bangkalan, sampai akhirnya menjadi mantu sang Adipati karena kagum akan kecerdasan Syaichona Cholil Bangkalan. Selain itu, terdapat pula kisah unik penyambutan Hasyim Asy’ari sebagai santri baru yang harus terlebih dahulu masuk ke kurungan ayam, juga kisah Wahab Hasbullah yang disambut oleh KH. Cholil dan satrinya dengan teriakan “macan” sambil mengacung-acungkan celurit, tongkat, pedang, dan batang kayu.
Keunggulan Buku Mahaguru Pesantren :
• Ototritasnya kuat karena ditulis oleh salah satu pengurus Ponpes Sidogiri yang notabene pesantren tertua dan pesantren tempat tokoh di dalam buku ini menuntut ilmu.
• Bahasanya mengalir sederhana serta cerita-cerita yang belum pernah didengar sebelumnya ada di dalam buku ini
• Isi Buku Mahaguru Pesantren ini sangat mendidik karena berkaitan dengan sejarah tokoh-tokoh agama Islam di Indonesia.
You must be logged in to post a review.
Ulasan
There are no reviews yet.